Kembangapi

Rabu, 21 Juli 2010

SUFIKS

Sufiks utawi panambang
Sufiks yaiku afiks ingkang diimbuhaken wonten akhir kata utawi bentuk dasar.

Penambang imbuhan kang mapan ing saburine tembung lingga.
• Jinising sufiks
1. Sufiks {-en}
  • uyengen dari bentuk uyeng mendapat sufiks –en ‘supaya diputar’
  • wacanen dari bentuk waca mendapat sufiks –(n)en ‘supaya dibaca’
  • waruruten dari bentuk warut mendapat sufiks –en ‘(bangun tidur masih)mengantuk, meruyup’
  • wangsilen dari bentuk wangsil mendapat sufiks -en ‘akan/supaya/harus diambil/diminta kembali’
  • limuten dari bentuk limut mendapat sufiks -en ‘diselubungi’
  • sanggahen dari bentuk sanggah mendapat sufiks -en ‘supaya dianggap’
2. Sufiks {-nen}
  • wijinen dari bentuk wiji mendapat sufiks –nen ‘supaya masing-masing di....’
  • kawayanen dari bentuk kawaya mendapat sufiks –nen ‘menderita sakit empedu’
  • pangkunen dari bentuk pangku mendapat sufiks –nen ‘supaya dipangku’
3. sufiks {-a/ -na}
  • wangsula dari bentuk wangsul mendapat suriks –a ‘boleh kembali’
  • waraha dari bentuk warah mendapat suriks –a ‘akan diajari,seharusnya suatu pemberitahuan’
  • apiwarasa dari bentuk api-waras mendapat suriks –a ‘akan sembuh, akan menjadi sehat’
  • agyana dari bentuk agya mendapat suriks –na ‘perintahlah’
  • masa dari bentuk mas mendapat suriks –a ‘semoga dari emas’
  • pangharata dari bentuk paN-rahat mendapat suriks –a ‘cara/perbuatan untuk berjasa’
4. sufiks {-ana}
  • sanggratana dari bentuk sanggrat mendapat sufiks –ana ‘supaya disita’
  • satana dari bentuk sat mendapat sufiks –ana ‘untuk dikeringkan’
5. sufiks {-ta}
  • lingta dari bentuk ling mendapat sufiks –ta ‘katamu, apabila kau mau, kiramu, menurut pendapatmu’
  • musuhta dari bentuk musuh mendapat sufiks –ta ‘musuhmu’
6. sufiks {-nta}
  • mahadibyanta dari bentuk mahadibya mendapat sufiks –nta ‘kemuliaanmu, keunggulanmu’
  • karaksanta dari bentuk ka-raksa mendapat sufiks –nta ‘perlindungan (keselamatan)bagi anda’
  • maya-mayanta dari bentuk maya-maya mendapat sufiks –nta ‘segala sihirmu’
  • panono-nananta dari bentuk pa-nono-nana mendapat sufiks –nta ‘harap kau nina-bubukan’
7. sufiks {-anta},(pertanyaan retorik)
  • linganta ? dari bentuk ling mendapat sufiks –anta ‘begitu ,pendapatmu?,bukan?’
  • rowanganta dari bentuk rowang mendapat sufiks –anta ‘sebagai temanmu’
  • karowanganta dari bentuk karowang mendapat sufiks –anta ‘temanmu’
8. sufiks {-an}
  • uwatan dari bentuk uwat mendapat sufiks –an ‘obat-obatan’
  • walunan dari bentuk walun mendapat sufiks –an ‘membungkus’
  • wangkingan dari bentuk wangking mendapat sufiks –an ‘pinggang’
  • andelan dari bentuk andel mendapat sufiks –an ‘beristirahat (V), kepercayaan (N) ‘
  • lingga
  • dari bentuk lingga mendapat sufiks –(a)n ‘buktinya, ternyata’
9. sufiks {-ken}
  • sandaken dari bentuk sanda mendapat sufiks –ken ‘digadaikan’
10. sufiks {-aken}
  • tutugaken dari bentuk dasar tutug dan sufiks –aken ‘menyelesaikan, menyempurnakan’
  • tutaken dari bentuk dasar tut dan sufiks –aken ‘mengikuti, mengikutkan’
  • wuraken dari bentuk dasar wur dan sufiks –aken ‘akan diterbangkan’
  • cangklingaken dari bentuk dasar cangkling dan sufiks –aken ‘melemparkan kedepan’
  • pagutaken dari bentuk dasar pagut dan sufiks –aken ‘dibenturkan’
  • seletaken dari bentuk selet – aken supaya teratur/ diatur’
11. Sufiks {-akena}, misalnya : {apakah dari bentuk sufiks –akena dan sufiks –a}
  • Tutakena dari bentuk dasr tut mendapat sufiks –aken dan –a ‘ditiru’
  • Uppakena dari bentuk dasar upup mendapat sufiks –aken dan –a ‘puputkanlah, embuskanlah,
  • Usonakena dari bentuk dasar uson mendapat sufiks –aken dan –a ‘percepatlah’
  • Wagusakena dari bentuk dasar wagus mendapat sufiks –aken dan –a ‘sempurnakanlah, supaya disempurnakan’
  • Osakena dari bentuk os –aken –a agar ‘selekas-lekasnya’
  • Satakena dari bentuk sat –akena ‘jika seandainya dikeringkan’
12. Sufiks {-akena}, misalnya :
  • Pirengkana dari bentuk pireng –akena ‘hendaknya didengarkan’
13. Sufiks {-i/ -ni}, misalnya :
  • Awisani dari bentuk a –wisa –ni ‘memberi racun’
  • Luputi dari bentuk luput –i ‘lepaskanlah’
  • Mwiti dari bentuk mwit –i ‘minta ijin, mengijinkan, persetujuan untuk pergi’
  • Ngemasi dari bentuk ngemas –i ‘mati,gugur, dalam per/perangan’
  • Mapulihi dari bentuk ma –pulih –i ‘memulihkan’
14. Sufiks (klitik) {-ku}, misalnya :
  • Masku dari bentuk dasar mas –ku ‘emasku’
15. Sufiks Arealis
Sufiks arealis dalam bahasa Indonesia disebut morfem bebas. Sufiks arealis dalam bahasa Jawa kuna meliputi sufiks –a dan –ana, yang mengandung pelbagai makna menurut situasi pembicaraan dan konteks kalimat. Sufiks arealis dalam bahsa Jawa kuna dapat bergabung dengan kata dasar maupun kata turunan seperti berikut :
  • Sufiks arealis { -a} bersifat fluktuatif, meliputi (a) nomina misalnya ratu –a menjadi ratwa ‘harus sebagai raja’, (b) pronomina ,isalnya aku –a menjadi akwa atau angkawa ‘aku supaya’, (c) partikrel penentu (PrPnt), misalnya –ku- a menjadi –kwa ‘saya harus’ warahenkwa ‘harus saya beri tahu’, (d) partikel tujuk (Prtun), misalnya mangkana –a menjadi mangkanaa ‘untuk (berbuat) demikian’, (e) verba, misalnya wruh –a wruha (Vt) ‘dapat tahu/ paham’, pejah –a menjadi pejaha ‘lebih baik mati’, krama –a menjadi kramaa ‘meskipun kawin’.
 Sufiks arealis {a - {ma-} – {- a}, misalnya hyun menjadi ahyuna (Vi) ‘jika mau’, ma – laki – a menjadi malakya (Vi), ‘sebaiknya bersuamikan’, ma – karya – a menjadi makaryaa (Vt) ‘supaya membuat’.
 {ma-} – {-a}, misalnya ma – ro – ana menjadi marwana (Vt) ‘akan membagi, menerima separo’.
 {maka-} – {-a}, misalnya maka – sangsarga –a menjadi makasangsarga (Vt) ‘jika mempersahabat’.
 {maN-} – {-(h)a}, misalnya maN – pidana –(h)a menjadi mamidana(h)a (Vt) ‘untuk menhukum’.
 {N- D –a}, misalnya N – pati – a menjadi matya (Vi) ‘akan mati’.
 {N- D –ana}, misalnya N – pejah – ana menjadi mejahana (Vt) ‘akan membunuh’
 {paN – aken – a}, misalnya paN – alap – aken –a mrnjadi pangalapakena (V) ‘ambilkanah’
 {-um- D –a }, misalnya –um- - warah –a menjadi umaraha (Vt) ‘memberi tahu’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar